TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


Kali ini akan dibahas mengenai pengertian toleransi secara umum dan menurut para ahli, lengkap beserta contohnya dalam kehidupan sehari hari. Kata toleransi sendiri berasal dari bahasa latin “tolerantia” yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran.
Dalam bahasa inggris “tolerance” berarti membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa persetujuan. Dan dalam bahasa arab istilah toleransi merujuk pada kata “tasamuh” yaitu saling mengizinkan atau saling memudahkan.
Menurut bahasa, arti toleransi adalah menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat berbeda dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
Sedangkan menurut istilah, arti toleransi yaitu sikap menghargai dan membebaskan orang lain (kelompok) untuk berpendapat dan melakukan hal yang tidak sependapat atau sama dengan kita tanpa melakukan intimidasi terhadap orang atau kelompok tersebut. Yaitu sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia.
toleransi antar umat beragama
Isi Kandungan dan Perilaku Yang Mencerminkan Pengamalan Q.S. Al-Kafirun - Surat dan juga ayat-ayat dalam Al-Quran yang membahas tentang toleransi dalam beragama diantaranya adalah Q.S. Al-Kafirun dari ayat 1 sampai dengan 6. Surat Al-Kafirun ini merupakan surat yang ke 109 dengan jumlah ayat 6.
Asbabun Nuzul atau latar belakang dirunkannya dari Q.S Al-Kafirun ini adalah karena ajakan orang-orang kafif atau kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah SAW untuk menyembah tuhan (berhala) yang mereka sembah. Mereka ingin mengajak Rasulullah SAW dan para saabat untuk menyembah tuhan orang-orang musyrikin mekah dalam waktu satu tahun, baru kemudian orang orang musryrikin Quraisy akan menyembah Allah swt selama satu tahun juga di tahun berikutnya. Dari peristiwa itu, kemudian Allah swt menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjawab ajakan kaum kafir mekkah tersebut.

Isi Pokok Kandungan Q.S. Al-Kafirun ayat 1 - 6
Terjemahan Q.S. Al-Kafirun ayat 1-6 :
 109:1. Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,
 109:2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
 109:3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
 109:4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
 109:5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
 109:6. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".
Pada ayat yang pertama dan kedua, Nabi Muhammad SAW menyeru kepada orang-orang kafir dan memberi jawaban kepada orang kafir, sesuai dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah swt. Kemudian dilanjutkan dengan jawaban yang sangat tegas yang isinya menolak ajakan dari orang-orang kafir Quraisy untuk menyembah tuhan (berhala) yang orang-orang kafir sembah.
Orang-orang kafir yaitu orang-orang yang tidak patuh terhadap Allah SWT, atau menolak kebenaran Allah swt dan tidak mau untuk menyembah dan beribadah kepada Allah swt. Perilakunya disebut dengan kufur.
Dalam surat ini salah satu pesannya yaitu keimanan kita kepada Allah swt tidak boleh dicampuradukan dengan kepada selain-Nya. Sebagai umat Islam kita tidak boleh melakukan perbuatan syirik yaitu menyembah selain kepada Allah, perbuatan syirik termasuk perbuatan dosa yang sangat besar. Pernyataan Rasulullah SAW yang menolak untuk menyembah Tuhan (berhala) yang orang-orang kafi semba terdapat dalam ayat 2 Surah AL-Kafirun.
Isi kandungan dari Q.S. Al-Kafirun yang selanjutnya yaitu Rasulullah SAW setelah menolak untuk menyembah tuhannya orang kafir kemudian memberikan ketegasan kepada orang-orang kafir bahwa mereka orang-orang kafir bukan penyembah Allah swt yang Rasulullah SAW dan para sahabat sembah.

Hal ini terdapat dalam ayat 3 dan 5 dalam Q.S Al-Kafirun.
Pada ayat yang ke-enam atau terakhir Nabi saw memberikan ultimatum atau kesimpulan kepada orang-orang kafir untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain untuk menganut suatu agama. Ini artinya bahwa setiap orang berhak memilih dan menganut agama sesuai dengan yang diyakini. Jadi isi pokok kandungan Q.S. Al Kafirun..

Isi kandungan yang pertama yaitu batas-batas toleransi dalam hal 'aqidah dan ibadah
Isi kandungan Q.S. Al-Kafirun yang kedua adalah kita sebagai umat Islam tidak boleh mencampuradukkan masalah aqidah dan ibadah
Tata cara beribadah dalam Islam adalah seperti yang telah dicontohkan/dituntunkan oleh Rasulullah saw
Toleransi hanya digunakan dalam bidang sosial kemasyarakatan atau hubungan antara umat manusia (muamalah).
Kebebasan bagi siapapun untuk memeluk agama apapun yang sudah menjadi keyakinannya.
Kita dapat mengambil kesimpulan tentang isi kandungan Q.S. Al - Kafirun tentang toleransi dalam beragama, yaitu ada dua kata. Kata yang pertama adalah "kebebasan" dan kata kunci yang kedua adalah "batasan".
Kita mulai dari kata kunci yang pertama yaitu "kebebasan". Kata kebebasan dalam isi kandungan Q.S. Al-Kafirun itu artinya bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih akidah dan kebebasan untuk beribadah sesuai keyakinan yang telah dipilihnya. Kebebasan beribadah tidak dimaknai secara internal atau beribada dengan caranya sendirinya.
Sebagai contoh, Islam mengajarkan dan mewajibkan kita untuk shalat lima waktu, kita tidak bisa menawar jumlah shalat lima waktu tersebut menjadi tiga waktu. Kebebasan beribadah hanya dalam hubungan eksternal atau hubungan anatara pemeluk agama yang satu dengan dengan pemeluk agama lain.
Kita harus bertoleransi terhadap pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agamanya. Kita tidak boleh mengganggu mereka ketika melakukan ibadah, dan begitu juga sebaliknya. Inilah yang dimaksud dengan kata kunci "batasan", bahwa sikap toleransi seorang muslim hanya menyangkut hubungan sosial antar manusia dan ibada dalam arti eksternal.

Isi Kandungan dan Perilaku Yang Tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun
Isi Kandungan dan Perilaku Yang Tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun

Perilaku yang tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun ayat 1 - 6
Berikut ini beberapa perilaku yang tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun ayat 1 - 6 :
Memiliki keyakinan yang kuat akan kebenaran agama Islam yang dianutnya
Tidak mencampuradukkan perkara akidah dan ibadah
Bertauhid kepada Allah dan menjauhi perbuatan syirik
Beribadah dengan ikhlas dan benar sesuai tuntunan Rasulullah
Menghormati pemeluk agama lain dan tidak memaksakan agama kepada orang lain
Memberi kebebasan orang lain untuk memeluk suatu agama
Tidak mengganggu orang lain yang berbeda keyakinan ketika mereka beribadah
Saling menghormati antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain


Isi Kandungan dan Perilaku Yang Tercermin Dalam Q.S. Yunus Ayat 40 - 41 - Q.S. Yunus merupakan surat yang ke 10 dengan jumlah ayat sebanyak 109 ayat. Surat Yunus adalah surat Makkiyah, kecuali ayat 40, 94, 95 yang diturunkan kepada Rasulullah SAW pada saat beliau berada di Madinah.
Didalam surat ini isinya banyak tentang kisah Nabi Yunus dan pengikutnya, sehingga surat ini dinamakan dengan surat Yunus. Masih berhubungan dengan postingan sebelumnya yaitu Isi kandungan dan perilaku yang tercermin dalam Q.S. Al-Kafirun. Pada kesempatan ini kami ingin membahas ayat selanjutnya yang membahas tentang toleransi dalam beragama.

Isi kandungan Q.S. Yunus ayat 40 - 41
Terjemahan Q.S. Yunus ayat 40 - 41.
 10:40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
 10:41. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
Dalam Q.S. Yunus ayat 40 Allah telah berfirman dan menjelaskan tentang di dunia ada dua golongan, yaitu golongan orang-orang yang beriman kepada Al-Quran dan golongan yang tidak beriman kepada Al-Quran.
Oran-orang yang beriman kepada Al-Quran, pastinya mereka juga telah beriman kepada Allah swt. Dan juga sebaliknya, orang yang tidak beriman kepada Al-Quran, mereka juga tidak beriman kepada Allah SWT. Allah swt merupakan Tuhan Yang Maha Mengetahui, Allah pasti mengetahui apa saja yang kita kerjakan di muka bumi ini.
Kemudian di dalam ayat yang selanjutnya yaitu ayat 41, dijelaskan tentang tindakan orang-orang yang tidak beriman terhadap Al-Quran dan terus menerus mendustakan Nabi SAW dan tidak mau beriman kepada Allah swt. Jika mereka selalu berbuat hal yang sama terus menerus, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku (amalku) dan bagimu pekerjaanmu". Dalam ayat ini, maknanya hampir sama dengan makna yang terkandung pada Q.S. Al-Kafirun, yang mana pada intinya adalah tentang toleransi beragama.
Amal yang kita kerjakan adalah untuk kita sendiri, dan amal yang mereka kerjakan adalah untuk mereka sendiri. Kita tidak boleh ikut campur tangan terhadap agama yang telah mereka yakini, karena mereka mempunyai hak untuk menganut agama yang mereka yakini, begitu juga dengan kita yang juga memiliki hak untuk menganut agama yang kita yakini. Kita tidak boleh memaksakan kehendak mereka untuk menjadi seagama dengan kita, dan begitu juga sebaliknya.

Kemudian selanjutnya tentang "Kamu berlepas diri terhapa apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". Semua perbuatan baik atau jahat yang kita lakukan di dunia ini pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, berkaitan dengan ayat ini bahwa kita akan menerima balasan baik yang baik maupun yang burus sesuai dengan amal yang telah kita perbuat di dunia ini. Dan itu tidak akan terpengaruh dengan amal perbuatan yang mereka (orang yang tidak beriman) kerjakan, kita tidak akan mendapatkan balasan akibat perbuatan buruk yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak beriman (selama kita tidak terkait/tidak ikut serta dalam perbuatan buruk tersebut). Dan begitu juga sebaliknya.
Kemudian, terhadap mereka (orang-orang yang tidak beriman) yang selalu mendustakan Nabi Muhamaad SAW, beliau diperintahkan oleh Allah swt untuk selalu berdakwah, dan menyampaikan kebenaran. Rasulullah tidak diperbolekan (tidak diperintahkan) untuk memeriksa, mengadili dan memaksa mereka untuk beriman kepada Allah swt. Tugas Rasul adalah menyampaikan, masalah mereka mau tidaknya untuk beriman kepada Allah swt, itu tergantung dari Allah swt yang memberikan Hidayah (petunjuk) kepada para hambanya.
Mereka orang-orang yang tidak beriman akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT sesuai dengan amal perbuatan yang telah dikerjakan, Firman Allah SWT dalam Q.S. Yunus ayat 52, yang artinya
 10:52. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu: "Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan."

Pengamalan atau Perilaku yang tercermin dalam Q.S. Yunus ayat 40 - 41
Menghormati apa yang sudah menjadi keyakinan mereka dan tidak memaksakan agama kepada orang lain
Memberi kebebasan kepada orang lain khusunya pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah
Tidak mencampuradukkan keyakinan agama yang satu dengan yang lain
Selalu berusaha berbuat baik, karena semua yang kita kerjakan akan mendapatkan balasan dari Allah swt

Lengkapnya :

https://www.kitapunya.net/2015/07/isi-kandungan-dan-perilaku-yang_28.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Selalu Dekat dengan Allah Swt.

TAAT ATURAN, KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA

BERPIKIR KRITIS DAN BERSIKAP DEMOKRATIS