RASUL DAN NABI ALLAH SWT
Sejatinya, Nabi dan Rasul Allah SWT memiliki pengertian yang berbeda, namun keduanya adalah manusia yang sama-sama berjenis kelamin laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dan sebagai manusia, tentunya Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada diri Nabi dan Rasul itu sendiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abi Dzar ra, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda ketika beliau ditanya tentang jumlah para nabi, yaitu sebanyak 124.000 orang. Dan diantara jumlah para Nabi tersebut, yang termasuk Rasul sebanyak 313 orang.
Namun dari sekian jumlah Nabi dan Rasul Allah SWT, yang wajib untuk kita ketahui adalah 25 orang dan termasuk dalam rukun iman yang ke-4. Nah, berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci.
1. Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah swt.
Iman kepada para Nabi dan Rasul adalah membenarkan
dengan pembenaran pasti, kenabian dan kerasulan para Nabi
dan Rasul yang diutus oleh Allah Swt; serta meyakini bahwa
risalah yang mereka bawa berasal dari Allah Swt.
Seorang Mukmin tidak boleh hanya menyakini kerasulan
dan kenabian Nabi Muhammad Saw saja, tetapi, dia wajib
meyakini para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Saw. Seorang
Mukmin tidak boleh membeda-bedakan para Nabi dan Rasul
Allah Swt. Semua Nabi dan Rasul wajib diimani. Ketentuan ini
didasarkan pada firman Allah Swt:
“Katakanlah (hai orang-orang Mukmin): “Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan
kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabinabi
dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya.” [QS Al-Baqarah (2): 136]
2. Dalil Tentang Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah swt.
Allah berfirman:
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman.Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya," dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali". [Al Baqarah:285].
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar benar utusan Allah SWT yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Rasul-rasul itu adalah manusia biasa yang berlaku pada mereka sifat-sifat kemanusiaan, seperti makan, minum, tidur, sehat, sakit, ingat, lupa, hidup, mati, dan sebagainya.Iman kepada rasul-rasul Allah adalah salah satu rukun iman.Jadi seseorang tidak dikatakan beriman kalau tidak mempercayai rasul-rasul Allah.
Firman Allah dalam surat An-nissa ayat 136:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِنْ قَبْلُ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (QS. An-Nisa' [4]:136)
Di dalam surah An-nahl ayat 136 juga di sebutkan
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut." (QS. An-Nahl [16]:36).
Pengiriman nabi dan rosul kepada umat manusia sangatlah diperlukan, karena akal manusia sangatlah terbatas untuk mengetahui rahasia kehidupan, baik kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Para rosul diutus untuk mengajarkan bagaimana mengerjakan ibadah dengan benar dan tepat sesuai pedoman pelaksanaannya agar manusia tidak merasa teraniaya (dizalimi) di akhirat nanti, maka perlu di jelaskan mengenai perbuatan baik yang harus dikerjakan dan perbuatan buruk yang harus ditinggalkan.
Firman Allah:
رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةُ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Artinya : "(Mereka Kami utus) selakurasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
3. Sifat-Sifat Para Nabi dan Rasul Allah swt.
Empat Sifat Wajib Nabi dan Rosul
Seperti yang telah disebutkan di atas sifat wajib nabi dan rosul adalah sifat yang harus dimiliki oleh para nabi dan rosul utusan Allah. Sifat-sifat tersebut adalah :
1. Siddiq
Yaitu benar. Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul adalah benar, jadi mustahil bahwa Nabi dan Rasul adalah pembohong. Karena mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Nabi dan rosul bersifat benar baik itu dalam ucapan ataupun dalam tingkah laku dan perbuatannya.
2. Amanah
Amanah merupakan pengertian dari dapat dipercaya atau terpercaya. Mustahil bahwa Nabi dan Rasul itu berkhianat atau seorang pengkhianat. Para Nabi dan Rasul selalu dapat dipercaya dalam menerima wahyu dari Allah dan juga senantiasa memelihara keutuhan kemudian menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya sesuai dengan kehendak Allah.
3. Tabligh
Artinya menyampaikan wahyu kepada umatnya, bahwa para nabi dan rosul menyampaikan wahyu Allah SWT kepada orang lain, jadi mustahil jika mereka menyembunyikan wahyu atau risalah Allah SWT kepada umatnya.
4. Fathanah
Fathanah berarti cerdas, mustahil seorang Nabi dan Rasul tidak mengerti apa-apa atau bodoh. Mereka dianugrahi kecerdasan oleh Allah agar mereka mampu mengajak manusia untuk selalu berada dijalan yang lurus, yaitu jalan yang senantiasa di ridhoi oleh Allah.
Empat Sifat Mustahil Nabi dan Rosul
Sifat mustahil bagi Nabi Dan Rasul adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh para Nabi dan Rasul utusan Tuhan. Sifat-sifat tersebut adalah :
1. Kidzib
Mempunyai arti bohong atau dusta, Sifat ini merupakan sifat yang tidak mungkin di miliki oleh para nabi dan rosul karena mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat amanah.
2. Khianat
Artinya tidak dapat dipercaya, Mustahil bagi para nabi dan rosul memiliki sifat khinat karena mereka adalah utusan Allah yang terjaga guna menyampaikan wahyu Allah kepada umatnya. Jadi sangat mustahil atau tidak mungkin mereka memiliki sifat ini. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat amanah.
3. Kitman
Kitman mempunyai arti menyembunyikan wahyu, Seperti telas dijelaskan diatas nabi dan rosul merupakan manusia pilihan Allah SWT untuk menyampaikan risalah kepada umat mereka jadi sangat tidak mungkin mereka memiliki sifat menyembunyikan wahyu. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat tabligh.
4. Jahlun/baladah
Jahlun mempunyai arti bodoh, Para Nabi dan Rasul Allah merupakan manusia pintar yang dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan agama-Nya kepada manusia dan melakukan berbagai tindakan kebaikan agar mereka bisa menjadi suri tauladan bagi umatnya. Sehingga sangat tidak mungkin mereka mempunyai sifat jahlun atau bodoh.
Setelah kita mengetahui apa saja sifat wajib dan sifat mustahil para nabi dan rosul kita dapat membandingkan kedua sifat tersebut sebagai berikut.
Siddiq kebalikan dari Kidzib
Amanah kebalikan dari Khianat
Tabligh kebalikan dari Kitman
Fathanah kebalikan dari Jahlun
4. Nama-Nama Nabi dan Rasul Allah swt.
Adam AS.
Idris AS.
Nuh AS.
Hud AS.
Soleh AS.
Ibrahim AS.
Luth AS.
Ismail AS.
Ishak AS.
Yakub AS.
Yusuf AS.
Ayub AS.
Sueb AS.
Musa AS.
Harun AS.
Zulkifli AS.
Daud AS.
Sulaiman AS.
Ilyas AS.
Ilyasa AS.
Yunus AS.
Zakaria AS.
Yahya AS.
Isa AS.
Muhammad
5. Hikmah Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah swt.
Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Di samping karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.
1. Makin sempurna imannya.
2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya.
3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik.
4. Memiliki teladan dalam hidupnya.
Firman Allah Swt:
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat
Allah”. (Q.S. al-Ahzāb/33: 21)
5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Firman Allah Swt.:
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. Āli Imrān/3: 31)
6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya. Firman Allah Swt.
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. aẓ-Ẓāriyāt/51: 56)
Perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul adalah seperti berikut.
1. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt. yang disampaikan rasul-Nya).
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “...Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya.” (Q.S. al-Hasyr/59: 7)
2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah Swt. Firman Allah Swt.:
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun...” (Q.S. an-Nisā/4: 36)
3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya.
Orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang yang malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga hidupnya menjadi beban orang lain. Mereka menyadari bahwa memenuhi kebutuhan diri sendiri jauh lebih terhormat daripada karena belas kasihan dan pertolongan orang lain.
4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
5. Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih tinggi. Usaha-usaha itu, misalnya seperti berikut.
a. Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi, kedokteran, perdagangan, industri, transportasi, dan ekonomi. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut hendaknya digunakan sebagai bekal dalam beribadah dan usaha menyejahterakan umat manusia. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “...niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al- Mujādilah/58: 11)
6. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna.
Itulah ulasan mengenai Nabi dan Rasul Allah swt. Semoga dapat menambah pengetahuan bagi kita yang membacanya. Amin...
Sumber pokok materi : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti K13 kelas XI SMA
Komentar
Posting Komentar